RISDEM, Bandung – Pada Minggu, 6 April 2025, Presiden Prabowo Subianto mengadakan pertemuan dengan enam pemimpin redaksi media massa di ruang perpustakaan kediaman pribadinya di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Diskusi yang berlangsung selama empat jam ini dimoderatori oleh Valerina Daniel dari TVRI, di mana Presiden Prabowo menjawab berbagai pertanyaan dari para pemimpin redaksi yang hadir.
Para pemimpin redaksi yang hadir dalam
pertemuan tersebut diantaranya:
- Sutta
Dharmasaputra, Pemimpin Redaksi Harian Kompas
- Alfito
Deannova Gintings, Pemimpin Redaksi Detikcom
- Retno
Pinasti, Pemimpin Redaksi SCTV-Indosiar
- Lalu
Mara Satriawangsa, Pemimpin Redaksi TV One
- Uni
Lubis, Pemimpin Redaksi IDN Times
- Najwa
Shihab, Founder Narasi
Pertemuan ini merupakan bagian dari
program "Presiden Prabowo Menjawab", sebuah inisiatif wawancara
dengan Presiden Prabowo. Gagasan acara ini berasal dari Presiden Prabowo
sendiri, sebagai tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya dengan para pemimpin
redaksi. Presiden mengusulkan adanya kegiatan periodik untuk berdiskusi bersama
sejumlah pemimpin redaksi, dengan agenda pertemuan sekitar dua jam. Dalam sesi
ini, para pemimpin redaksi diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan
terkait isu-isu aktual, dan Presiden Prabowo berkomitmen untuk menjawabnya.
Dalam pertemuan yang berlangsung di
Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Presiden Prabowo Subianto berdiskusi dengan
sejumlah pemimpin redaksi mengenai berbagai isu strategis yang tengah menjadi
sorotan publik. Salah satu isu utama yang diangkat adalah kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
yang mengalami fluktuasi seiring dengan dinamika global. Presiden menjelaskan
langkah-langkah pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional, termasuk
kebijakan fiskal dan moneter yang terintegrasi. Pemerintah, katanya, terus
mengawal pasar modal agar tetap kondusif bagi investor, serta memastikan iklim
usaha tetap sehat dan berkelanjutan.
Topik penting lain yang dibahas adalah
rencana revisi
Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (UU TNI). Presiden
menegaskan bahwa perubahan ini bertujuan memperkuat profesionalisme TNI di
tengah tuntutan zaman yang semakin kompleks. Ia menyebut bahwa revisi ini
diperlukan agar TNI dapat beradaptasi dengan berbagai tantangan non-tradisional
seperti ancaman siber, bencana alam, dan pandemi. Namun, ia juga menekankan
pentingnya menjaga prinsip supremasi sipil dan pengawasan demokratis dalam
proses reformasi sektor pertahanan.
Dalam upaya membangun rekonsiliasi
nasional, Presiden Prabowo memaparkan rencana kebijakan pemberian grasi terhadap
sejumlah narapidana tertentu. Salah satu kelompok yang disebut adalah para
aktivis Papua yang dinilai bisa berperan dalam menciptakan perdamaian di
wilayah tersebut. Kebijakan ini, ujar Presiden, tidak berarti pengabaian
terhadap hukum, melainkan bagian dari strategi diplomasi kemanusiaan yang lebih
luas. Ia berharap bahwa langkah ini dapat membuka ruang dialog dan menyembuhkan
luka sosial yang telah berlangsung lama.
Presiden juga membahas strategi baru
dalam pemberantasan korupsi.
Salah satu gagasan yang mencuat adalah kemungkinan pengampunan bersyarat bagi
koruptor yang bersedia mengembalikan aset negara. Presiden menekankan bahwa
pendekatan ini bukan berarti kompromi terhadap hukum, melainkan pendekatan
pragmatis yang bertujuan mengembalikan sebanyak mungkin kerugian negara,
dibanding hanya menghukum pelaku tanpa dampak pemulihan yang nyata. Meski
demikian, ia menyadari bahwa ide ini membutuhkan kajian mendalam dan diskusi
publik yang luas.
Secara keseluruhan, pertemuan tersebut
mencerminkan keterbukaan Presiden Prabowo terhadap berbagai kritik dan
pertanyaan dari media. Dalam sesi tanya jawab selama hampir empat jam itu,
Presiden tampak ingin membangun jembatan komunikasi yang lebih erat antara
pemerintah dan media massa. Dengan menjawab isu-isu aktual secara langsung, ia
berharap transparansi kebijakan dapat terjaga, sekaligus memperkuat kepercayaan
publik terhadap pemerintahan yang tengah ia pimpin.
Najwa Shihab mengapresiasi inisiatif
Presiden Prabowo untuk mengadakan pertemuan rutin dengan media massa. Ia
berharap pertemuan semacam ini dapat membantu media memahami landasan filosofis
dan prinsip dasar dari berbagai keputusan penting pemerintah, sehingga
informasi yang disampaikan kepada publik menjadi lebih jelas dan transparan.
Sutta Dharmasaputra menambahkan bahwa pertemuan ini memberikan kesempatan bagi media untuk mendapatkan penjelasan langsung dari Presiden mengenai berbagai isu strategis, sehingga dapat menyajikan pemberitaan yang lebih akurat dan mendalam kepada masyarakat.
Presiden Prabowo menegaskan komitmennya untuk terus membangun komunikasi yang transparan dan efektif dengan media massa. Ia menyadari pentingnya peran media dalam menyampaikan informasi yang utuh dan terpercaya kepada masyarakat. Presiden juga mengapresiasi peran media dalam mengawal jalannya pemerintahan dan memberikan masukan kostruktif bagi kemajuan bangsa. (RSDM/Ow)