RISDEM, CIANJUR - Pendidikan Islam di Indonesia erat kaitannya
dengan lembaga pendidikan yang terdapat di Pondok Pesantren. Bahkan perannya
cukup besar dalam hal pendalaman ilmu agama juga pendidikan karakter (akhlak).
Sehingga muncullah kader-kader ulama, pemimpin bangsa, masyarakat yang cerdas
dan berdikari dalam kehidupan sosialnya, ataupun potensi yang dimiliki dalam
hal mempelopori pembangunan di lingkungannya ke arah yang lebih baik. Akhirnya,
masyarakat Indonesia pun banyak yang menitipkan anak-anaknya ke pondok pesantren
dengan harapan dapat membentuk karakter mereka menjadi pribadi yang luhur
akhlaknya, memiliki pemahaman agama yang baik dan juga memiliki jiwa
kepemimpinan yang tinggi. Diantara banyaknya pesantren yang tersebar di
Indonesia, khususnya Provinsi Jawa Barat. Ada sebuah pesantren yang memiliki
keunikan tersendiri dalam mendidik santri-santrinya. Dari segi pendidikan
formal maupun nonformal (di luar kelas).
Pesantren tersebut adalah Pondok
Pesantren Al-Kautsar Cipaku, yang terletak di Kecamatan Warungkondang,
Kabupaten Cianjur. Kurikulum yang diterapkan di pondok tersebut disebut
dengan Kulliyatul Mu’allimin Al[1]Kautsar (KMA). Diramu oleh para
kiyai berdasarkan pengalaman mereka ketika mondok. Tentunya kurikulumnya
berbeda dengan apa yang telah dirancang oleh Kemenag maupun Diknas. Sistem
pendidikan yang modern seperti apa yang di terapkan di Gontor, kajian
kitab-kitab turats yang biasa dikaji di pesantren tradisional dan juga beberapa
pelajaran yang biasa dikaji di Timur Tengah menjadi kombinasi kurikulum yang
ciamik di pesantren tersebut.
Kulliyatul Mu’allimin Al-Kautsar (KMA) adalah Sekolah Pendidikan Guru Islam
yang terdapat di pesantren. Pelajaran agama seperti yang biasa diajarkan di
pesantren pada umumnya, diajarkan di kelas dan dipadukan dengan pelajaran di
sekolah umum yang ditempuh dalam jangka 6 tahun. Namun, pada saat yang sama
para santri tinggal di dalam asrama dengan mempertahankan suasana dan jiwa
kehidupan pesantren. Proses pendidikannya pun
berlangsung selama 24 jam agar apa yang dilihat, didengar, dirasakan dan
dikerjakan bernilai pendidikan. Kehidupan sehari-harinya pun dipenuhi dengan pendidikan keterampilan,
kesenian, olahraga, organisasi, dan lain-lain. Santri-santri disini, dididik
dari sejak kelas 6 (kelas 3 SMA sederajat) agar mampu menjadi pengajar
professional ketika mereka lulus. Tentu harapannya, apapun profesi mereka
setelah menempuh pendidikan di Al-Kautsar, mereka tetap mengajar dimanapun itu.
Sehingga ilmu yang mereka pelajari pun dapat dirasakan manfaatnya oleh orang
banyak. Keunikan pola pendidikan mu’allimin di Pondok Pesantren Al-Kautsar
Cipaku diantaranya, bersifat intergratif, komprehensif dan mandiri.
Pendidikan Akademis dimulai dari pukul 07.00
sampai dengan 12.30, di luar waktu itu santri mengalami proses pendidikan
dengan banyaknya kegiatan yang mendukung intrakurikuler dan ekstrakurikuler.
Prinsip metode pendidikan disini dilaksanakan dengan keteladanan, pengarahan,
penugasan, pembiasaan, dan penciptaan lingkungan. Prinsip objektif, adil,
transparan, terpadu, dan menyeluruh pun menjadi acuan dalam menilai prestasi
santri. Artinya penilaiannya tidak hanya di dalam kelas. Namun, kehidupan
sehari-hari santri pun dinilai. Secara garis besar penilaian hasil belajar
santri dalam setahun dilaksanakan sebanyak 2 kali melalui ujian pertengahan
tahun dan akhir tahun. Terdapat 2 macam ujian
didalamnya, yaitu ujian tulis dan ujian lisan. Keduanya menggunakan Bahasa Arab
dan Bahasa Inggris. Ujian tersebut sebagai bentuk penilaian terhadap kemampuan
santri selama proses belajar-mengajar.
Struktur kurikulum KMA terdiri dari Intra Kurikuler, Ko Kurikuler,
dan Ekstra Kurikuler.
1. Intra Kurikuler
a. Ulum Islamiyyah (ilmu-ilmu agama islam) yang meliputi :
Al-Qur’an, Tajwid, Tarjamah, Hadis, Mustholah Hadis, Fiqih, Ushul Fiqih, Faraid
(Ilmu Waris), Tauhid, Tarikh Islam (Sejarah Islam).
b. Ulum Lughoh (ilmu-ilmu Bahasa) yang meliputi : Imla’ (dikti
Arab), Tamrin Lugoh (Praktek/Latihan Bahasa), Insya’ (mengarang dalam Bahasa
Arab), Muthala’ah, Nahwu, Shorof, Balaghah, Mahfuzhot (kata-kata mutiara dalam
Bahasa Arab), Khot, Reading, Grammar, Composition, Dictation, Conversation,
Bahasa Indonesia.
c. Ulum ‘Aammah (ilmu-ilmu umum) yang meliputi : Matematika,
Sejarah, IPA, Tarbiyah wa Ta’lim, Mantiq (logika)
2. Ko Kurikuler
a. Penunjak Praktek Ibadah, meliputi : Thoharoh, Sholat, Puasa,
Membaca Al-Qur’an, Dzikir, Wirid dan Do’a, Kajian Kitab Klasik Islam, Manasik
Haji, Mengurus Jenazah, Imamah, Khutbah Jum’at, Qurban, Hafalan Qur’an.
b. Praktek Pengembangan Bahasa, meliputi : Kursus Bahasa Arab dan
Bahasa Inggris, Majalah Dinding, Friday Conversation, Pengajaran Kosakata
Bahasa Arab dan Inggris, Drama Contest, Latihan Pidato 3 Bahasa (Arab, Inggris
dan Indonesia), Language Encouragement, Arabic and English Week.
c. Pengembangan Sains dan Teknologi, meliputi: Klub Eksak (Exact
Club), Pelatihan Multimedia, Kursus Komputer, Bimbingan dan Pengembangan
Belajar, meliputi: Belajar Terbimbing (al-ta’allum al-muwajjah), Cerdas Cermat,
Diskusi dan Seminar, Latihan Mengajar Pelajaran Sore, Menulis Karya
Ilmiyah.
3. Ekstra Kurikuler
a. Latihan Organisasi, meliputi : Organisasi
Pelajar Pesantren Al-Kautsar (OPPA), Organisasi Koordinator Gerakan Pramuka,
Organisasi Asrama.
b. Pengembangan Bakat dan Minat, meliputi :
Kepramukaan, Keterampilan Komputer, Fotografer, Seni Musik, Kaligrafi,
Beladiri, Marching Band, Jam’iyyatul Qura’ dan Hufaz, Sepak Bola, Futsal, Voli,
Badminton, Senam.
c. Wirausaha, meliputi : Koperasi Pelajar,
Foto Copy, Loundry, Depot Air Minum.
Terealisasinya kurikulum KMA dan disiplin
pondok tergantung faktor pendukungnya, antara lain; seluruh santri dan guru
harus tinggal dalam satu lingkungan yang sama dan terpisah dari kehidupan
masyarakat luar yang menjadikan tidak mudahnya pengaruh pergaulan bebas yang
semakin jauh dari akhlak atau karakter yang baik, semua kegiatan berjalan
dengan aturan-aturan yang sudah tersistem, semua fasilitas pendukung tersedia
meski masih jauh dari kata sempurna. Sementara faktor penghambatnya, antara
lain; masih adanya wali santri yang mempunyai masalah biaya sekolah, jumlah jam
belajar dan kegiatan terlalu padat yang menyebabkan santri merasa berat dan
capek. Keberhasilan pengembangan karakter ini berkaitan erat dengan program
kegiatan akademis, baik intra-kurikuler, ko-kurikuler, maupun ekstrakurikuler
dengan tidak mengenyampingkan prinsip keteladanan, pengarahan, penugasan,
pembiasaan dan penciptaan lingkungan. Itulah sekelumit pembahasan mengenai
kurikulum yang Pondok Pesantren Al-Kautsar Cipaku terapkan. Pondok ini sangat
mengutamakan rekayasa lingkungan sosial dalam pembentukan karakter peserta
didik. Ada pun definisi pendidikan menurut pondok ini adalah setiap yang
dilihat, didengar, dan dirasakan adalah pendidikan (K.H Hasan Abdullah Sahal).
Note: Artikel ditulis oleh Ihsan Ahmad Shiddiq, mahasiswa prodi pendidikan agama islam STAI Al-Azhary Cianjur. Segala bentuk tanggung jawab yang timbul dari tulisan ini merupakan tanggung jawab penulis.
No comments: