RISDEM, Cianjur - Participatory
Action Research (PAR) adalah sebuah metode untuk melakukan penelitian secara
menyeluruh. Dengan metode ini, kita dapat mengetahui dan memahami dengan mudah
karena peneliti (Fasilitator) dan semua guru yang akan melakukan penelitian
akan bersatu, sehingga masalah dapat diselesaikan dengan mudah.
Metode ini
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kinerja guru dalam mengembangkan
kurikulum, bisa melalui diskusi atau terlibat langsung dalam memajukan
pengembangan kurikulum.
Pada kenyataannya,
Pendidikan Islam saat ini masih menghadapi sejumlah masalah yang rumit, baik
secara internal maupun eksternal. Masalah internal mencakup aspek-aspek
pendidikan seperti profesionalitas pendidik dan kurikulum, sementara masalah
eksternal berkaitan dengan bagaimana mempersiapkan Pendidikan Islam untuk
bertahan dengan tantangan yang diorientasikan pada masa kini dan masa depan.
Salah satu masalah
internal adalah bahwa meskipun pendidikan Islam secara formal dan teoritis
telah memberikan manfaat kepada siswa yang memiliki kemampuan intelektual yang
baik, siswa tidak dapat secara otomatis menerapkan penguasaan domain kognitif
mereka dalam tindakan dan amal mereka. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan
prinsip dan doktrin yang diajarkan dalam pendidikan Islam tidak selalu sejalan
dengan perkembangan kecerdasan intelektual siswa. Hal ini tercermin dari
kerusakan moral yang terjadi pada siswa dan remaja dalam kehidupan nyata.
Metode ini sebagai
corak pemberdayaan Pendidikan Peneliti mendukung penuh atas keinginan Kesiswaan
di SMK Al FATH beliau mengatakan harus ada program MABIT (Malam Bina Iman dan
Taqwa) di sekolah sebagai tambahan pembelajaran dan renungan bagi siswa-siswinya
agar terbentuk menjadi pribadi yang bertaqwa dan berakhlak mulia.
Hal ini pun
mendapat tanggapan yang baik dari pemangku kepentingan terkait. Sehingga setiap
acara mendapatkan dukungan penuh dari Kepala Sekolah, dan semua guru ikut
meramaikan program MABIT ini.
Jadwal
MABIT dilaksankan satu minggu sekali, di lapangan SMK AL FATH CIBEBER.
Disinilah
PAR sangat dibutuhkan untuk mendorong keterlibatan seluruh warga sekolah agar
SDM yang ada di sekolah ini meningkat sehingga mengembangkan kurikulum berjalan
dengan lancar dan kebiasaan tiap siswa dapat diubah menjadi lebih baik.
Implementasi
PAR untuk memberdayakan siswa-siswi terkait tantangan pengembangan kurikulum
yang menjadi masalah internal dan eksternal sangat efektif dan efisien, karena
siswa-siswi yang kurang memperhatikan agama, sekarang menjadi tersadarkan
sehingga banyak yang mulai terlihat perubahan karakternya.
*Notes: Opini ditulis
oleh : Norma Purwanti,
Fakultas Tarbiyyah, Fakultas Tarbiyyah, STAI Al Azhary Cianjur. Segala bentuk
konsekuensi tulisan merupakan tanggungjawab penulis.
No comments: