RISDEM, CIANJUR – Beberapa hari terakhir ramai diberitakan telah terjadi
penganiayaan dan pengancaman terhadap Alief Irfan, ketua Jaringan Intelektual
Muda (JIM) Cianjur, oleh oknum peserta umroh bareng pejabat Pemerintah Kabupaten
Cianjur, berinisial J (25/9/2023) akibat mengkritisi program umron tersebut.
Ketua RISDEM Kabupaten Cianjur menyayangkan terjadinya
dugaan penganiayaan dan pengancaman yang bisa merusak nilai demokrasi di Kabupaten
Cianjur.
“Kami menyesalkan segala tindakan kekerasan dan
intimidasi terhadap mahasiswa sembari menyayangkan respon dari salah satu staf
lingkup Pemkab Cianjur yang tidak merespon dengan baik kritikan yang datang
dari masyarakat.” Tegas Rostandi (27/9/2023).
“Esensi demokrasi adalah mendengarkan suara rakyat,
setiap keluh kesah dan buah pikiran yang disampaikan oleh rakyat harus diterima
dengan lapang dada oleh pemerintah. Tidak boleh lagi terjadi kekerasan dengan pembenaran
apapun.” Lanjut Rostandi.
Rostandi berharap, pihak kepolisian dapat
menyelesaikan kasus ini dengan baik dan menjaga iklim demokrasi di kabupaten
Cianjur. Terlebih dalam waktu dekat ini ada wacana untuk pengembangan IDI
(Indeks Demokrasi Indonesia) di level Kabupaten/Kota, yang salah satu pengukurannya
digunakan 3 aspek dengan 22 indikator yaitu: aspek pertama Kebebasan dengan 7
indikator, aspek kedua Kesetaraaan dengan 7 indikator dan terakhir aspek ketiga
Kapasitas Lembaga Demokrasi dengan 8 indikator.
Adapun sumber data yang digunakan untuk penilaian IDI yakni
dengan Berita Online diperoleh dengan scrapping data portal berita online, dan dokumen
Berupa Perda, Pergub, Perbup, Surat Edaran, Data Resmi K/L/D/I, dsb. Kemudian dilakukan
Focus Group Discussion (FGD) Untuk mengkonfirmasi dan menambah informasi dari
stakeholder.
“Mari kita jaga bersama indeks demokrasi di Cianjur,
jadikan Cianjur sebagai Kabupaten yang ramah bagi semua.” Tutup Rostandi. (RSDM
/ adm)
No comments: