(Foto: Dokumentasi RISDEM)
RISDEM,
Bandung – Dalam Diskusi terbuka RISDEM tentang DPT
Berkualitas Pemilu Berintegritas (30/11/2022), Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Provinsi Jawa Barat melalui Kepala Bidang PIAK dan Pemanfaatan
Data, Buldansah, AP., MM., menyampai poin serta gagasan penting yang bisa kita
cermati bersama.
Hal yang dikedepankan adalah
bahwa Disdukcapil Provinsi Jawa Barat saat ini telah menyelesaikan proses
perekaman KTP-el sebanyak 98,81%, dan target sisanya, atau sekitar 1.681.903
penduduk akan dikejar di tahun 2023 dan 2024 mendatang sebagai bentuk pelayanan
bagi masyarakat Jawa Barat serta dukungan data berkualitas bagi pemilu/pilkada
serentak.
Ia juga menambahkan, bahwa saat
ini Jawa Barat banyak dihuni oleh SDM produktif yang menjadi cikal bakal
kemajuan kedepan, menuju Indonesia emas tahun 2045. Demografi di Jawa
didominasi oleh Gen-Z (24,67%), Milenial (23,5%), Gen-X (21,2%), Post Gen-Z
(16,44%), Baby Boomer (12,67%), dan Pre-Boomer (1,7%). Dengan data ini ia
menjelaskan, selain akan mendapat keuntungan bonus demografi melalui usia
produktif yang melimpah, Jawa Barat akan menjadi provinsi dengan jumlah DPT
terbanyak di Indonesia, dengan proyeksi pada Pemilu 2024 sekitar 35.894.49
jiwa, dan pada Pilkada 2024 sekitar 36.562.005 jiwa.
Kabid PIAK dan Pemanfaatan Data
ini juga memberikan komitmen untuk terus memberikan data yang berkualitas bagi
setiap lembaga yang membutuhkan, karena kedapan, identitas NIK, akan menjadi
kunci untuk setiap proses administrasi di Indonesia, termasuk diantaranya
pemilihan umum/kepala daerah.
Kementerian Dalam Negeri melalui
Dirjen Dukcapil telah melalukan inovasi untuk menerbitkan Digital ID, suatu
inovasi bidang digital yang memuat kartu identitas penduduk dalam bentuk
digital pada platform di smartphone. Dengan inovasi ini, ia berharap proses
update data administrasi kependudukan menjadi lebih cepat dan akurat karena
dilakukan oleh user/individu sendiri. Selain daripada itu, Buldansah juga
menambahkan, bahwa jika Digital Id ini bisa terlaksana dengan baik, dapat
menghemat anggaran sekitar 400an miliar, dana yang dihemat dari pos pengadaan
blanko KTP-el.
Sebagai penutup, Buldansah mengingatkan bahwa masyarakat harus memastikan bahwa mereka mempunyai data kependudukan yang lengkap dan benar, cek kembali identitas pastikan data sudah benar, dan dalam hal ini, ia berpesan untuk cek NIK masyarakat sudah terdaftar sebagai daftar pemilih. (adm/RSDM)
No comments: